SOROTMAKASSAR -- Makassar.
Fenomena di kalangan generasi muda masyarakat Muna adalah pemahaman terhadap nilai nasihat katoba mulai memudar. Karena itu, penting nilai nasihat katoba diintegrasikan dalam mata pelajaran bahasa Indonesia.
Hal itu dijadikan alasan akademik Laode Adili dalam disertasinya “Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Indonesia Berbasis Nilai-Nilai Kearifan Lokal Nasihat Katoba pada Peserta Didik Kelas VII SMP di Kabupaten Muna” dipertahankan dalam sidang ujian promosi doktor, Senin (28/01/2019) di PPs UNM.
Guru yang beralih ke staf Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Muna mengembangkan bahan ajar mata pelajaran bahasa Indonesia dengan mengintegrasikan nilai kearifan lokal. Produk bahan ajar dianggap layak, valid, dan praktis.
Katoba adalah pesta pada waktu anak-anak diislamkan (dikhitan) pada umur kira-kira sebelas tahun atau hampir mencapai umur dewasa.
Laode Adili menemukan nilai-nilai katoba, di antaranya “adhita kamokula” (menghormati orang tua), “adhati manusia bhai” (menghormati sesama manusia), “insafu” (rendah hati), “nggela lalo” (kejujuran), “pokadulu” (gotong-royong), dan “wowoho” (tanggung jawab).
Setelah menjawab sanggahan dewan penguji, Laode Adili dinyatakan lulus dengan IPK 3,97 atau predikat kelulusan sangat memuaskan. Mantan guru SMP Negeri 2 Raha ini dinyatakan sebagai alumni ke-771 PPs dan ke-58 Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia.
Prof. Dr. Anshari, M.Hum selaku promotor memberi apresiasi karena seorang guru sukses meraih gelar doktor.
“Dia berhasil mengembangkan produk bahan ajar dengan mengintegrasikan nilai kearifan lokal katoba. Produk ini bermanfaat bagi pendidikan karakter berbasis budaya lokal,” kata Asdir 3 Bidang Publikasi dan Kerjasama PPs UNM. (ym)