SOROTMAKASSAR -- Bandar Lampung.
Di tengah serbuan dan limpahan informasi, RRI harus lebih aktif, kreatif dan produktif. Diantaranya dengan membuat platform digital agar masyarakat mudah mengakses program-program siaran, seperti RRI Play dan radio visual RRI Net yang taglinenya 'Tonton yang Anda Dengar'.
Hal itu ditegaskan Direktur Program dan Produksi Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (LPP RRI), Soleman Yusuf saat memberikan sambutan dalam penutupan Musyawarah Nasional (Munas) Forum Komunikasi Pemerhati (FKP) LPP RRI, di Bandar Lampung, baru-baru ini.
"RRI tidak mau dan tidak boleh tumbang. Karena itu, RRI harus terbuka menerima masukan dari berbagai kalangan, termasuk FKP RRI," ujar Soleman Yusuf.
Ia mengungkapkan lagi, sekarang ini era keberlimpahan informasi, dimana sangat mungkin penyiar dan reporter manusia digantikan oleh penyiar virtual atau reporter robotik. Dalam situasi seperti itu, semua bidang kerja, termasuk radio, menghadapi lawan-lawan yang tidak kelihatan. Ini yang membuat banyak perusahaan besar tumbang meski mereka tidak lakukan kesalahan.
Karena itu, lanjut Soleman, RRI berharap ada sumbangsih pemikiran, ide dan kritik dari pengurus FKP Pusat periode 2019-2024, yang baru terpilih. FKP perlu mendorong masyarakat untuk mengunduh RRI Play Go.
"Jika bisa dilakukan bersamaan pada 11 September nanti, maka akan jadi hadiah terindah bagi RRI di Hari Radio," paparnya semangat.
Soleman menjelaskan, RRI akan menggarap program baru, yakni program tanggap bencana kerjasama dengan sejumlah lembaga seperti Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Nama programnya "Kentongan".
Karena tradisi ini ditemukan di banyak daerah di Indonesia, mulai dari Aceh hingga Papua. Sebagai negara yang berada di wilayah cincin api, masyarakat Indonesia perlu diedukasi supaya mereka bisa mengambil tindakan yang cepat dan tepat untuk meminimalisasi korban.
"Di samping itu, RRI juga adakan pertemuan-pertemuan off air dan out door, termasuk tatap muka dengan pengurus FKP RRI biar bisa ngobrol dan berdiskusi untuk kemajuan RRI," ucap Soleman.
Ketua Umum FKP LPP RRI yang baru terpilih, Tahyudin Aditya berharap kepada pengurus yang baru dikukuhkan untuk bersama-sama bekerja, melakukan inovasi sesuatu kebutuhan masyarakat.
Menurut Tahyudin, dukungan juga diharapkan dari LPP RRI, dalam suasana saling membutuhkan untuk memperkokoh NKRI.
Dalam kepengurusan baru FKP RRI Pusat, warna keindonesiaan sangat terlihat karena pengurus berasal dari berbagai daerah. Perpaduan pengurus yang terpilih secara demokratis itu juga mewakili, gender, usia dan keragaman lainnya.
Komposisi pengurus FKP Pusat masa bakti 2019-2024, Ketua Umum Tahyudin Aditya (Jakarta), Wakil Ketua Rusdin Tompo (Makassar), Sekretaris Jenderal Ulfa Matoka (Kendari), dan Bendahara I Gusti Ayu Diah Yuniti (Denpasar).
Juga didukung oleh 5 (lima) departemen, yakni Departemen Organisasi (Danto Pramonosidi), Departemen Advokasi (Amin Prabowo), Departemen Programa Siaran (Kibtiyah Soeraty), Departemen Ekonomi Kreatif dan Multimedia (Dwiana Saputro), serta Departemen Hubungan Antarlembaga dan Kerjasama (Abdul Rachmat Saleh).
Paulus Widiyanto, sebagai penasihat FKP LPP RRI mengapresiasi pengurus lama yang sudah merintis organisasi FKP. Katanya, apa yang terjadi selama ini merupakan bagian dari dinamika organisasi. Paulus berpesan, untuk pengurus yang baru semoga bisa lebih kohesif dengan sesama FKP daerah.
Djuwardi Effendi, Wakil Ketua FKP LPP RRI, periode 2013-2018, berkisah bahwa ada romantika yang dialami selama periode pertama. Katanya, FKP sudah membuktikan kebersamaan dan semangat gotong royong. Djuwardi atas nama pengurus berterima kasih kepada semua teman FKP daerah dan RRI terutama Direktorat Program dan Produksi yang banyak memberikan dukungan sehingga FKP bisa eksis, bersinergi dan berkontribusi bagi dunia penyiaran Indonesia. (*)