SOROTMAKASAR -- Tana Toraja.
Masyarakat Buakayu, Kecamatan Bonggakaradeng, Kabupaten Tana Toraja, menduduki kantor Bupati Tana Toraja, Kamis (09/05/2019).
Warga Buakayu datang di kantor bupati dengan seragam menggunakan ikat kepala (beke') warna merah putih menandakan sebagai lambang cinta NKRI.
Kedatangan mereka bermaksud meminta Bupati Tana Toraja Nicodemus Biringkanae dan Wakil Bupati Tana Toraja Victor Datuan Batara dapat menerima aspirasi mereka sebagai warga Buakayu.
Salah satu tuntutan warga Buakayu yang di sampaikan yakni mendesak PT Malea mengganti nama perusahaannya dengan tidak menggunakan nama 'Malea'.
Alasannya, menurut warga, nama 'Malea' adalah salah satu nama Tongkonan (pusat rumpun keluarga) di Lembang Buakayu. Selain itu juga, nama 'Malea' merupakan salah satu nama RT di Lembang Buakayu (RT Bena-Malea).
Sementara secara administrasi, PT Malea Energy Hydropower berada diluar Lembang (Desa) Bena, sehingga warga tidak mendapatkan apapun dari pihak PT Malea.
Nathan sebagai Korlap yang juga seorang Pendeta dalam aspirasinya menyampaikan, akan menuntut ganti rugi sebesar Rp 1 miliar setelah PT Malea beroperasi. Jika hal tersebut tidak dipenuhi, maka warga akan turun jauh lebih banyak lagi.
Hal ini menjadi persoalan besar dalam warga Buakayu yakni penyempitan Sungai Sa'dan akibat limbah bebatuan dari PT Malea yang menumpuk, utamanya saat hujan deras datang pada tanggal 28 April 2019, kampung mereka pun mengalami longsor.
Dalam menyampaikan aksi damainya, warga Buakayu pun berjanji akan kembali meminta tuntutan permintaan mereka, namun jika tidak dipenuhi maka akan digerakkan massa yang lebih besar lagi. (ta)
