SOROTMAKASSAR -- Luwu Utara.
Warga Kampung Buakayu, Desa Tirobali, Kecamatan Seko, Kabupaten Luwu Utara mempertanyakan nasib bangunan sekolah di daerah mereka. Bangunan yang terdiri dari tiga ruang kelas dan telah rampung dibangun, hingga saat ini tampak terlantar dan belum difungsikan.
Sejumlah warga Desa Tirobali merasa prihatin dan menyayangkan nasib bangunan sekolah yang tidak kunjung ada kejelasan kondisinya tersebut.
Bangunan gedung di lahan milik warga sudah tiga bulan tidak difungsikan dengan menampung 40 murid, menanti perhatian pemerintah daerah setempat maupun pihak legislatif untuk melakukan tinjauan kembali.
Warga Seko, Awal, mengaku kondisi gedung itu dibangun dengan uang daerah dan tidak difungsikan.
"Sampai sekarang bangunan ini belum di tempati sekolah. Alasannya saat diusulkan ke dinas mereka mengatakan belum diakui atau diketahui sehingga belum dapat digunakan," jelas Awal kepada media ini, Minggu (07/04/2019).
"Kita berharap, supaya sekolah ini dapat dimanfaatkan seperti layaknya sekolah lainnya. Kalau ini tidak digunakan alangkah sayangnya bagi bangunan sederhana ini. Warga Dusun Buakayu, Desa Tirobali sangat mengharapkan dapat difungsikan karena murid sudah cukup, yakni 40 murid untuk sekolah jauh," imbuhnya.
Sebelumnya, Agus, seorang pemerhati pendidikan di Seko, pernah menyampaikan harapannya, agar adanya perhatian serius pemerintah untuk segera mengaktifkan kegiatan belajar mengajar.
Menurutnya, hal tersebut dianggap mendesak mengingat selama ini para siswa SD dari kampung tersebut harus berjalan jauh dan melalui hutan belantara bersekolah dengan jarak tempuh bisa mencapai lebih dari satu 1 jam perjalanan.
Kehadiran bangunan sekolah jauh dipastikan akan sangat membantu murid sekolah dasar sekitar. Namun demikian, bangunan sekolah tersebut juga akan merugikan banyak pihak bila tidak segera ada perhatian serius untuk difungsikan. (yustus)
Warga Kampung Buakayu, Desa Tirobali, Kecamatan Seko, Kabupaten Luwu Utara mempertanyakan nasib bangunan sekolah di daerah mereka. Bangunan yang terdiri dari tiga ruang kelas dan telah rampung dibangun, hingga saat ini tampak terlantar dan belum difungsikan.
Sejumlah warga Desa Tirobali merasa prihatin dan menyayangkan nasib bangunan sekolah yang tidak kunjung ada kejelasan kondisinya tersebut.
Bangunan gedung di lahan milik warga sudah tiga bulan tidak difungsikan dengan menampung 40 murid, menanti perhatian pemerintah daerah setempat maupun pihak legislatif untuk melakukan tinjauan kembali.
Warga Seko, Awal, mengaku kondisi gedung itu dibangun dengan uang daerah dan tidak difungsikan.
"Sampai sekarang bangunan ini belum di tempati sekolah. Alasannya saat diusulkan ke dinas mereka mengatakan belum diakui atau diketahui sehingga belum dapat digunakan," jelas Awal kepada media ini, Minggu (07/04/2019).
"Kita berharap, supaya sekolah ini dapat dimanfaatkan seperti layaknya sekolah lainnya. Kalau ini tidak digunakan alangkah sayangnya bagi bangunan sederhana ini. Warga Dusun Buakayu, Desa Tirobali sangat mengharapkan dapat difungsikan karena murid sudah cukup, yakni 40 murid untuk sekolah jauh," imbuhnya.
Sebelumnya, Agus, seorang pemerhati pendidikan di Seko, pernah menyampaikan harapannya, agar adanya perhatian serius pemerintah untuk segera mengaktifkan kegiatan belajar mengajar.
Menurutnya, hal tersebut dianggap mendesak mengingat selama ini para siswa SD dari kampung tersebut harus berjalan jauh dan melalui hutan belantara bersekolah dengan jarak tempuh bisa mencapai lebih dari satu 1 jam perjalanan.
Kehadiran bangunan sekolah jauh dipastikan akan sangat membantu murid sekolah dasar sekitar. Namun demikian, bangunan sekolah tersebut juga akan merugikan banyak pihak bila tidak segera ada perhatian serius untuk difungsikan. (yustus)
