Oleh : Rachim Kallo
Setelah kunjungan kerja (Kunker) Di Kabupaten Soppeng dengan menghadiri pembukaan Sekolah Budaya Bugis La Temmamala dan mengadakan dialog kebudayaan, Anggota DPD RI, Dr. H. Ajiep Padindang, SE, MM, melanjutkan perjalanannya ke Kabupaten Wajo untuk memberikan kuliah umum pada Sekolah Budaya Bugis La Tiringeng To Taba yang dipimpin Drs. Sudirman Sabang dan Andi Teri, SSos, MSi.
Kegiatan tersebut berlangsung di Aula Gedung PGRI dengan peserta guru-guru utusan sekolah se Kabupaten Wajo, sebanyak 70 orang, dan tetap mengedepankan protokol keseharan.
Pelaksanaan kuliah umum berjalan lancar. Para guru itu mendapatkan materi utama tentang pembentukan Jati Diri Manusia Bugis yang dipaparkan Dr. H. Ajiep Padindang, SE, MM.
“Orang Bugis itu Macca na warani, (Cerdas dan Berani), Warani na Malempu (Hanya orang berani yang bisa Jujur), serta Malempupi namagetteng (Nanti jujur baru bisa berkeadilan), olehnya Jati diri Manusia Bugis harus dibangun dengan memadukan empat variabel tersebut dalam kehidupannya sehari-hari," ungkap Ajiep Padindang.
Selanjutnya, menurut penjelasan Jamal Andi, M,Si yang juga Tenaga Ahli Anggota DPD RI, Dr. H. Ajiep Padindang, SE, MM, setelah selesai memberikan kuliah umum dihadapan peserta SBB La Tiringeng To Taba, Ajiep Padindang, selanjutnya melakukan dialog dengan Pemuda yang terhimpun di KNPI Kabupaten Wajo yang kini dinakhodai Supardi SE yang juga Camat Tempe.
Dialog yang dilaksanakan disalah satu Kafe di kota Sengkang, berlangsung seru sebab tema yang diangkat adalah Pemuda Melawan Covid-19. Ajiep Padindang membahasnya dari aspek perubahan sosial bagi pemuda.
“Pemuda harus mampu menerima perubahan sosial yang disebabkan oleh penularan Covid-10, sehingga startegi untuk melawannya adalah dengan memperkuat ketahanan diri serta mematuhi Protokol Kesehatan Covid-19,” katanya dihadapan puluhan pemuda dari berbagai OKP yang berhimpun di KNPI Wajo.
Ajiep Padindang juga mengungkapkan, apabila dirinya mengadakan Kunker ke Kabupaten Wajo, paling kurang dua atau tiga bulan sekali, selalu menyempatkan diri berdialog dengan pemuda Wajo, sekaligus memberikan motivasi dan semangat, agar pemuda Wajo mampu melaksanakan inovasi diberbagai aspek kehidupan.
“Salah satu bentuk perlawanan terhadap dampak Covid19, adalah dengan menumbuhkan jiwa produktig bagi pemuda,” katanya.
Dia menguraikan, jiwa dan karakter pemuda Wajo yang harusnya menumbuhkan terus kearifan lokal yang berbasis ekonomi, maka seharusnya pemuda Wajo saat ini menguasai dunia digital dalam mengembangkan usaha-usaha ekonomi kreatif. Karena itu salut atas adanya pengurus KNPI Wajo yang berdagang beras dengan kemasan yang sudah bagus dan dipasarkan secara konfensional dan melalui media sosial.
Covid-19 yang menyerang dunia, termasuk Indonesia dan dampaknya terasa hingga dipedesaan, kata Ajiep Padindang, memang harus dihadapi dengan berbagai perubahan strategi. Sebab selain belum bisa dipastikan kapan berakhir, juga membuat perekonomian lesuh, produksi masyarakat tidak maksimal dan daya beli masyarakat menjadi lemah.
“Pemuda desa sebenarnya masih lebih tangguh dari pemuda perkotaan, namun harus berusaha pada basis pertanian sebab meskipun Covid19 kencang, konsumsi masyarakat tidak berubah, bahkan bisa jadi meningkat,” urainya.
Ajiep Padindang pun membeberkan, ada banyak program pemerintah untuk pemulihan ekonomi, terutama disektor peromodalan usaha.
“Banyak sekali peluang untuk modal usaha melalui KUR tanpa agunan tambahan,”ungkapnya. (rk/berambung)