Mattoanging Baru Berkapasitas 40.791 Kursi


Oleh : M. Dahlan Abubakar

JIKA semuanya berjalan mulus, pada tahun 2022 masyarakat Sulawesi Selatan akan dapat menyaksikan hadirnya stadion mewah berkelas dunia, Mattoanging Andi Mattalatta, Makassar.


Stadion yang pada tahap awal menyerap dana Rp 1,1 triliun lebih itu akan memiliki 40.791 tempat duduk (kursi). Jarak antarkursi 50 cm. Selain kursi untuk penonton, juga tersedia kursi tipe “very (very) important person” (VVIP/ VIP), kursi untuk difabel, dan kursi buat pekerja media yang dilengkapi dengan meja. 

Penonton pun tak perlu khawatir dengan lokasi parkir. Desain stadion menyediakan areal parkir yang dapat menampung 635 unit mobil dan 1.642 sepeda motor, meskipun boleh jadi akan banyak juga penonton yang datang ke stadion menggunakan kendaraan umum.

Dalam focus group discussion (FGD) III melalui zoom Stadion Mattoanging Andi Mattalatta, Sabtu (06/02/2021) terungkap, stadion yang dibangun dengan standar “Federation of Internationale Football Association” (FIFA) ini juga menyediakan tempat duduk untuk penonton difabel di lantai II. Tempat duduk penonton berkebutuhan khusus ini disediakan di sisi timur dan selatan dengan warna biru muda. Juga disediakan toilet khusus buat mereka.

Tiga warna menghiasi interior maupun eksterior stadion, yakni merah, putih, dan hitam. Warna ini merujuk pada warna kesebelasan Persatuan Sepakbola Makassar (PSM). Konstruksinya pun didominasi filosofi perahu pinisi dengan 12 (perahu pinisi hanya 7 layar) layar yang merujuk pada 12 arah mata angin.  

Stadion ini akan memiliki 12 “gate” (pintu) di lantai II dan 8 “gate” di lantai I dengan 6 akses keluar (exit). Kedalaman tiang pancang stadion 22 m dengan beban 135 ton per tiang pancang, sehingga ketika terjadi gempa tidak akan bergerak hingga 20 mm. Parameter beban dalam rancangan mencapai 2.000 kg per meter, sehingga dapat memikul Pemadam Kebakaran dengan beban 40 ton.

FGD yang dipandu Oka Sindhu Pribadi tersebut menampilkan pekerjaan awal yang mencakup 12 bidang. Dalam kaitannya dengan lanskap yang dibawakan Ibu Medya, disebutkan akan mengacu kepada sisi budaya yang berkaitan dengan karakter. Lanskap ini menyerupai layar perahu pinisi. Area depan stadion fokus untuk pengembangan area patung depan. Ada area tempat duduk. Juga disediakan tempat menurunkan (“drop off”) penumpang saat ada event.

Lapangan pertandingan, kata Michael yang mewakili bidang arsitektur, memiliki panjangnya 105 m dengan lebar 68 m ditanami dengan rumput natural (permanen). Tersedia 24 titik sumber air untuk menyiram rumput tersebut. Setiap titik air mampu menjangkau areal 18 m, sehingga seluruh titik sumber air mampu menjangkau seluruh luas lapangan.

Stadion juga memiliki dua “scoring board” (papan skor) dengan posisi menggantung. Papan skor ini memiliki lebar 11,52 m dan tinggi 2,42 m dengan total luas 70 m2.

Ardjo, dari bidang “Field of Play” (FoP) menyebutkan, sebanyak 300 buah lampu “light emitting diode” (LED) teknik terbaru menerangi  lapangan. Per mata lampu memiliki 1.350 watt. Lampu itu didistribusi oleh 4 panel yang bersumber dari 2 panel utama.

Yang tidak kalah menarik adalah detail “signage” (petanda), seperti diungkapkan Dianra, interior stadion menggunakan motif “walasuji” yang dikenal dalam kehidupan masyarakat Bugis-Makassar. Motif “walasuji” ini akan menjadi “pictogram” (huruf/gambar) dengan total 29 varian. Bentuk “signage” ini disesuaikan dengan kebutuhan pada titik-titik dan ruang. Misalnya digunakan sebagai petunjuk arah, denah arah, identifikasi ruang dalam bentuk “hanging” (menggantung), selain yang ada di tembok dll.

Fasilitas yang terkait dengan “signage” ini juga menyediakan “orientation sign”, yakni untuk menunjukkan seseorang sedang berada di titik mana, termasuk fasilitas yang dicari di mana. Juga tersedia fasilitas untuk mengidentifikasi “gate” masuk/keluar, tribun, nomor kursi. “Signage” ini juga berisi larangan, yang boleh dan tidak.

Item-item ini juga dipasang di ruang museum, ruang ganti pemain, ruang kontrol doping, sementara untuk logo klub bisa diganti sesuai dengan tim yang bertanding. Juga disediakan petunjuk arah keluar dan masuk. Dilarang merokok akan disebar di sejumlah titik stadion.

Ruang museum akan diisi dokumentasi dan diorama perkembangan olahraga, seperti foto dan sejarah stadion yang lama/baru. Juga diisi dengan buku-buku tentang sejarah olahraga dan para atlet yang pernah lahir di Sulawesi Selatan. 

Berkaitan dengan bidang akustik, kata Resy dari bidang akustik, desain sistem tata suara stadion ini menyediakan sistem tata suara yang berbeda pada setiap lantai. Ini disesuaikan dengan fungsi lantai. Misalnya pada lantai III disesuaikan pula dengan jalur emergensi saat ada kejadian dan memerlukan evakuasi ke jalur aman. Akustik ini berstandar FIFA dan “Asian Football Confederation” (AFC) – Konfederasi Sepakbola Asia.

Konsep interior, sebut Inggita yang mewakili bidang ini, stadion diselaraskan dengan desain arsitektur yang digunakan dengan mengikuti layar-layar perahu pinisi. Warna merujuk pada warna PSM dengan motif “walasuji” yang simbolkan kesempurnaan. “Assembly hall” (ruang pertemuan) dan tempat para pemain melintas menuju lapangan suasananya hening dan gelap dimaksudkan agar para pemain lebih fokus ke pertandingan yang akan dihadapi.

Inilah antara lain informasi mengenai apa dan bagaimana eksistensi Stadion Mattoanging Andi Mattalatta yang mewah ini, meskipun bakal tidak memiliki sintelban atau jalur untuk atletik atau defile ketika berlangsung pembukaan dan penutupan perhelatan  olahraga multi/single-event. (***)

Politik

Pendidikan

Opini

Berita Makassar

Kuliner Nusantara

Newsletter

WWW.SOROTMAKASSAR.COM

Taman Telkomas, Jln Satelit IV No. 64 Makassar, Sulawesi Selatan.
Telp/HP : 0411-580918, 0811448368, 082280008368.

Jln Sultan Hasanuddin No. 32 (Kembang Djawa) Makassar, 
Sulawesi Selatan. Telp/Hp : 0811446911. 

Copyright © 2018 SOROTMAKASSAR.COM. All Rights Reserved.

REDAKSIDISCLAIMER | IKLAN