Sejumlah Seniman Daerah Merasa Ditipu Panitia Penyelenggara Pesta Budaya Nusantara

SOROTMAKASSAR -- Makassar.

Sejumlah seniman dari berbagai daerah di Indonesia merasa ditipu dan dirugikan oleh panitia penyelenggara kegiatan Pesta Budaya Nusantara (PBN) yang tak kunjung terlaksana dan biaya pendaftaran serta kerugian peserta tak pernah dikembalikan atau digantikan hingga sekarang ini.

Hal itu dikemukakan seniman senior asal Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Andi Tenri mewakili beberapa rekan seniman lainnya dari berbagai daerah di Indonesia, dalam press releasenya yang disampaikan kepada media ini, Senin (15/04/2019).

Menurut Andi Tenri, kegiatan PBN itu sedianya diselenggarakan pada 10 s/d 15 September 2019 di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta. Panitia penyelenggaraan kegiatan kebudayaan tingkat nasional itu diketuai oleh Tetet Srie WD yang seorang seniman di Jakarta.

Awalnya, panitia PBN menghubungi calon-calon peserta dengan mengirimkan undangan melalui HP dan email. Atas dasar undangan itulah sehingga sejumlah grup kesenian dari berbagai daerah melakukan proses pendaftaran melalui email dan kemudian mentransferkan biaya pendaftaran sebesar Rp 600.000,- per grup sesuai ketentuan yang ditetapkan panitia dalam persyaratan pendaftaran peserta.

Dalam kegiatan PBN itu akan dilaksanakan beberapa lomba, diantaranya lomba hip hop dan lomba tari. Dan di formulir pendaftaran ditetapkan bahwa panitia akan menanggung biaya transportasi pergi pulang peserta sebesar Rp 1,5 juta per orang untuk 7 orang setiap grup.

Sejumlah peserta grup kesenian dari berbagai daerah di Indonesia yang telah mendaftar, diantaranya dari Palembang (Dian Purnama 081273378111), Kepulauan Riau (Rumiyati 081364984784), Pinrang (Elen 085263127971), Nusa Tenggara Timur (Andi Tenri 082144197167), dan lainnya.

Bahkan mendekati waktu penyelenggaraan PBN yang ditetapkan panitia, peserta dari Sumatera dan daerah lainnya sudah melakukan pembelian tiket pesawat untuk mengikuti even nasional yang disponsori oleh TVRI Pusat. Fatalnya, pelaksanaan kegiatan tersebut tiba-tiba diundur jadwalnya akibat Ketua Panitia PBN, Tetet Srie WD meninggal dunia karena serangan jantung pada 25 Agustus 2018.

Berita duka dan pengunduran jadwal pelaksanaan PBN kemudian disampaikan via WhatsApp (WA) oleh Sekretaris Panitia PBN, Ahmad Fadillah. Panitia pun berjanji akan menggantikan kerugian peserta yang telah membeli tiket, dengan ketentuan mengirimkan bukti pembelian tiket dan bukti refund tiket.

Soal penggantian kerugian dari pembelian tiket, disampaikan langsung oleh panitia atas nama Ella yang juga isteri dari Ahmad Fadillah. Namun janji tersebut tak pernah terealisasi.

Panitia PBN selanjutnya mengumumkan pengunduran jadwal kegiatan menjadi tanggal 28 s/d 30 Oktober 2018 bertepatan dengan momen Hari Sumpah Pemuda. Alasan pengunduran, juga bermaksud mendatangkan lebih banyak peserta grup kesenian karena kegiatan PBN akan dibuka oleh Presiden RI.

Panitia bahkan menghubungi Andi Tenri meminta bantuan dicarikan peserta dari berbagai daerah lainnya di tanah air karena PBN ini ditargetkan diikuti sampai 500 grup kesenian. Dan Ahmad Fadillah yang semula Sekretaris Panitia telah menjadi Ketua Panitia menjanjikan akan mengirimkan seluruh peserta surat resmi tentang pengunduran jadwal acara PBN.

Karena sebagian peserta terus mendesak akibat kerugian tiket belum digantikan, panitia akhirnya menyampaikan via WA bahwa kegiatan PBN diundurkan lagi pada bulan November dan tempatnya dipindahkan ke Bali. Menurut panitia, kebijakan itu hasil pertemuan dengan Staf Sekretariat Negara (Maryono), Staf ESDM (Kris), Sultan Mangkoto, Ahmad Fadillah dan Muh Ikhsan (Cilay).

Menyikapi ulah panitia yang terus berbelit-belit dan menghindar dari desakan peserta yang telah dirugikan, Andi Tenri lalu menghubungi peserta lainnya dan dari diskusi via telepon itu mereka baru sadar jika kegiatan PBN ini merupakan bentuk penipuan kepada seniman-seniman daerah. Sebab biaya pendaftaran peserta yang sudah ditransfer melalui rekening 3 orang bendahara panitia yakni Muh Ikhsan (Cilay), David Karokaro dan Dewi Arifiani tidak jelas dikemanakan dan para panitia ini sulit dihubungi.

Dalam suatu kesempatan, Andi Tenri bertolak ke Jakarta dan kemudian mendatangi TVRI Pusat yang disebut-sebut sebagai Sekretariat Panitia, namun kenyataannya disana tidak ada kegiatan PBN tersebut. Andi Tenri juga mendatangi Sekretariat Negara mencari orang yang bernama Maryono, dan lagi-lagi nama itu tidak ada disitu dan kegiatan PBN pun tidak ada terdaftar.

"Kami sangat menyayangkan kejadian ini. Kok ada orang-orang yang mengaku seniman tapi tega menipu seniman-seniman daerah demi kepentingan pribadi mereka. Akibat peristiwa ini, kami sudah hilang kepercayaan di mata anak didik, dan bahkan kami dianggap juga berbohong. Kami berharap aparat terkait bisa melakukan penyelidikan dan menuntaskan kasus penipuan yang telah mencoreng nama baik seniman di tanah air ini," tegas Andi Tenri. (rk/jw)

Politik

Pendidikan

Opini

Berita Makassar

Kuliner Nusantara

Newsletter

WWW.SOROTMAKASSAR.COM

Taman Telkomas, Jln Satelit IV No. 64 Makassar, Sulawesi Selatan.
Telp/HP : 0411-580918, 0811448368, 082280008368.

Jln Sultan Hasanuddin No. 32 (Kembang Djawa) Makassar, 
Sulawesi Selatan. Telp/Hp : 0811446911. 

Copyright © 2018 SOROTMAKASSAR.COM. All Rights Reserved.

REDAKSIDISCLAIMER | IKLAN