Belajar Kebinekaan dari UPK 75 Tahun RI

Oleh : Miguel Dharmadjie, ST, CPS®

SEBAGAI sebuah bangsa besar, Indonesia dikenal oleh dunia internasional dengan kekayaannya yang luar biasa. Bukan hanya terkenal karena kekayaan sumber daya alamnya semata, namun juga akan keberagaman suku bangsa, bahasa daerah, budaya, adat istiadat, agama dan kepercayaan serta nilai-nilai kearifan lokal yang ada di bumi Nusantara.

Keberagaman yang ada di Indonesia dipersatukan dalam semboyan "Bhinneka Tunggal Ika" yang tertulis pada lambang negara Indonesia, Garuda Pancasila. Semboyan bangsa ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Berdasarkan laman Wikipedia, Bhinneka Tunggal Ika berasal dari bahasa Jawa Kuno yang merupakan kutipan dari kitab atau kakawin Sutasoma karangan Mpu Tantular pada masa Kerajaan Majapahit sekitar abad ke-14 M. Kakawin ini istimewa karena mengajarkan toleransi antara umat Hindu Siwa dengan umat Buddha.

Diterjemahkan kata per kata, kata bhinneka berarti "beraneka ragam". Kata neka dalam bahasa Sansekerta berarti "macam" dan menjadi pembentuk kata "aneka" dalam bahasa Indonesia. Sedangkan kata tunggal berarti "satu" dan kata ika berarti "itu".

Secara harfiah "Bhinneka Tunggal Ika" berarti "Beraneka Satu Itu" atau lebih dikenal "Berbeda-beda tetapi tetap satu", yang bermakna meskipun beranekaragam tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap adalah satu kesatuan.

Semangat kebinekaan adalah warisan nenek moyang yang lestari selama ratusan tahun. Keberagaman yang ada dipersatukan dalam persaudaraan sejati sebagai sesama anak bangsa.

Sebagai generasi penerus sudah seharusnya kita belajar sejarah bangsa ini dan semangat Bhinneka Tunggal Ika yang telah mempersatukan kita. Salah satunya dari Uang Peringatan Kemerdekaan 75 Tahun Republik Indonesia (UPK 75 Tahun RI).

UPK 75 Tahun RI dengan nominal Rp.75.000,- resmi diedarkan Pemerintah dan Bank Indonesia (BI) sebagai bank sentral Indonesia bertepatan HUT ke-75 Kemerdekaan RI.

UPK 75 Tahun RI merupakan uang peringatan berbentuk kertas yang pertama kali diproduksi Indonesia. Sebelumnya BI telah mencetak UPK berbentuk koin emas dan perak pada HUT ke-25 RI (1970), HUT ke-45 RI (1990) dan HUT ke-50 RI (1995).

UPK 75 Tahun RI menjadi wujud ungkapan rasa syukur dan memperteguh kebinekaan rakyat Indonesia. Sekaligus simbol kebangkitan dan rasa optimisme bangsa dalam menghadapi tantangan, termasuk dampak pandemi Covid-19 guna melanjutkan pembangunan bangsa menyongsong masa depan.

Hal terpenting pada UPK 75 Tahun RI ini adalah memperteguh kebinekaan, dimana dengan semangat kebinekaan yang dimiliki bangsa ini kiranya menjadi pendorong untuk menjadikan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang besar.

Ada tiga tema yang tergambar pada UPK 75 Tahun RI.

Pertama, Mensyukuri Kemerdekaan. Tergambar pada foto Proklamator Dr. (H.C.) Ir. Soekarno dan Dr. (H.C.) Drs. Mohammad Hatta, pengibaran bendera Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945, dan gambar pencapaian pembangunan Indonesia khususnya di bidang infrastruktur melalui gambar tol trans Jawa, jembatan Youtefa Papua, dan Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta.

Kedua, Memperteguh Kebinekaan. Tergambar dari gambar anak-anak menggunakan pakaian adat mewakili wilayah barat, tengah dan timur di NKRI dan kain motif kain Nusantara, yaitu songket Sumatera Selatan, batik Kawung Jawa dan tenun Gringsing Bali, dimana ketiga kain ini menggambarkan keanggunan, kebaikan dan kesucian.

Terakhir, Menyongsong Masa Depan Gemilang. Tergambar pada anak-anak Indonesia sebagai generasi penerus  Sumber Daya Manusia (SDM) unggul yang siap mewujudkan Indonesia Emas 2045, peta Indonesia emas pada bola dunia yang melambangkan peran strategis Indonesia dalam ranah global serta gambar satelit Merah Putih sebagai jembatan komunikasi NKRI.

Tampilan UPK 75 Tahun RI ini sangat spesial karena sangat berwarna. Ini sejalan dengan makna keceriaan menyambut kemerdekaan dan mensyukuri keberagaman budaya dan sejarah yang dimiliki negara kita.

Hal ini membuat bukan hanya kalangan komunitas numismatik (kolektor uang) saja yang tertarik mendapatkan UPK 75 Tahun RI yang hanya dicetak 75 juta lembar, tetapi juga masyarakat Indonesia pada umumnya.

Untuk penukaran, masyarakat harus melakukan pemesanan jadwal dan lokasi penukaran secara daring pada aplikasi Pintar di situs web Bank Indonesia melalui tautan https://pintar.bi.go.id. dimana 1 KTP hanya dapat memperoleh 1 lembar UPK 75 Tahun RI.

Pemesanan melalui aplikasi Pintar telah berlangsung sejak tanggal 17 Agustus 2020 pukul 15.00 WIB s/d 30 September 2020 dengan tempat penukaran di kantor pusat BI dan 45 kantor perwakilan BI dalam negeri (KPwDN) di seluruh provinsi.

Adalah suatu kebahagiaan karena sebagai warga negara Indonesia, kami telah ikut melakukan penukaran UPK 75 Tahun RI sesuai jadwal pemesanan tanggal 24 September 2020 di KPw BI Provinsi Sulsel - Makassar.

Berikutnya tempat penukaran mulai tanggal 01 Oktober 2020 sampai selesai di BI dan bank umum yang ditunjuk, yaitu : Bank Mandiri, BRI, BNI, BCA dan CIMB Niaga.

Memiliki UPK 75 Tahun RI selain menjadi koleksi, kita juga dapat belajar sejarah dan semangat kebinekaan di negara kita tercinta sebagai pondasi dan kekuatan bagi bangsa ini guna melanjutkan pembangunan bangsa menyongsong masa depan yang gemilang.

Dengan memahami sejarah dan semangat kebinekaan kita akan dapat menghargai nilai-nilai kebinekaan yang telah berakar kuat di dalam kehidupan bangsa ini. Karena sebenarnya kebinekaan adalah sebuah keniscayaan yang merupakan anugerah bagi bangsa Indonesia.(***)

_* Penulis adalah Penyuluh Agama Buddha Non PNS Provinsi Sulsel, Penyuluh Informasi Publik (PP), dan Member of IPSA (Indonesian Professional Speakers Association)_

WWW.SOROTMAKASSAR.COM

Taman Telkomas, Jln Satelit IV No. 64 Makassar, Sulawesi Selatan.
Telp/HP : 0411-580918, 0811448368, 082280008368.

Jln Sultan Hasanuddin No. 32 (Kembang Djawa) Makassar, 
Sulawesi Selatan. Telp/Hp : 0811446911. 

Copyright © 2018 SOROTMAKASSAR.COM. All Rights Reserved.

REDAKSIDISCLAIMER | IKLAN