SOROTMAKASSAR -- Soppeng.
Perkembangan kesenian di Kabupaten Soppeng terbilang konsisten dari tahun ke tahun, baik perorangan maupun secara group.
Sejak era AM Mochtar, Amir, Abdi Bashit, A. Amriadi, Yusran hingga generasi berikutnya. Sampai lahirnya organisasi Sanggar Merah Putih Soppeng (SMPS), geliat kesenian di Kota Kalong semakin berkembang dan dinamis.
Salah satu program kérja Pengurus SMPS periode 2018-2021 ini tengah menyelenggarakan Workshop Art yang berlangsung 6-17 Juli 2019 di Watansoppeng.
Materi workshop 4 kelas, yakni Sastra (Gunawan Monohato), musik (Maskur Al Alief), tari (Ridwan Aco) dan teater (Bahar Merdhu).
Hal ini disampaikan Yudhi Soppeng, pendamping class workshop ke awak media, dini hari tadì.
Sementara Direktur SMPS Soppeng A. Muhammad Fathur mengatakan, selain program kerja sekaligus untuk meningkatkan wawasan SDM terhadap seni budaya. Karena pematerinya syarat pengalaman dan sudah diakui, bukan saja di Sulawesi tapi Nusantara.
Hal senada di ungkapkan Jois Makonowe pentolan SMPM angkatan ke 5 yang berdomisili di Soroako Lutim berucap, saya yakin workshop itu sangat berkualitas, karena mereka yang memberikan materi adalah para ahli
di bidangnya masing-masing.
Pendiri SMPS yang kini menetap di Kalimantan, Andi Amriadi Ali, biasa disapa Punk Ded berpesan ke kader-kader, teruslah belajar dan jaga kontinuitas karya untuk di dedikasikan kepada masyarakat seni.
Sukri Sukarno senior SMPS sangat mendukung workshop yang akan dilaksanakan. Katanya dapat mengasah wawasan dan skil adik-adik di SMPS. Agar ke depannya dapat mengembangkan kesenian di watansoppeng.
Tak ketinggalan tanggapan dari mantan Direktur SMPS periode 2016-2018, Andi Muh. Yasir pun mendukung kegiatan tersebut.
"Kita butuh pengembangan SDM karena faktanya sekarang SDM kita sudah jauh tertinggal dari sanggar-sanggar lain. Semangat buat teman-teman. Merah Putih Setiap Hati," pungkas Yasir. (rk)