Kriteria lelaki tampan sering digambarkan sebagai berpostur tinggi, bersoorot mata tajam, tidak terlalu kekar, namun atletis. Cantik, tampan, dan ganteng adalah gambaran persepsi, yang pada era tahun 80-an diwakili oleh kecantikan Rini S. Bono atau Marissa Haque.
Sementara gambaran tampan diwakili oleh Roy Marthen atau Robby Sugara dan Rudy Salam. Jauh sebelumnya, kita mengagumi Sophan Sophiaan dan Widyawati sebagai idola yang tampan dan cantik
Relativitas telah menyesuaikan penilaian kita terhadap cantik dan tampan. Dian Sastro, Maudy Kusnadi, Raisa, Maudy Ayunnda, Citra Kirana, Chelsea Islan adalah artis yang menarik, menawan dengan kecantikan nyata karena inner beauty.
Inner beauty ini adalah kecantikan dari dalam karena sikap, cara berkomunikasi dan pesona yang keluar bersama pikiran-pikiran positifnya. Cantik dan tampan harus diikuti perilaku yang sopan, rendah hati dan ramah.
Belakangan kita juga tertarik pada artis Arya Saloka karena perannya sebagai Aldebaran dalam sinetron atau Amanda Manoppo yang terkesan anggun dan cantik.
Jadi ana’dara malebbi na’kallolo magaretta bukanlah perempuan tinggi, semampai dengan tungkai yang panjang, atau anak muda yang kurus dan tinggi.
Pemilihan ini mencari dan menemukan talenta yang mampu merepresentasikan kontruksi anak muda yang memiliki sikap malebbi, yang di dalam budaya Bugis dinarasikan sebagai ana’dara (perempuan) yang memahami peranannya, menjunjung tinggi budaya 'siri' sebagai pedoman hidup.
Prinsip adab siri' ini, seperti disampaikan Usniaty pada Kompasiana, diterapkan dengan menjaga harga diri, melalui penunjukan sikap yang menjaga nama baik diri, suami dan keluarga.
Penegakan adat istiadat bagi generasi muda, pada era keterbukaan dan kebebasan informasi sangat berharga, khususnya dalam bentuk perilaku (sikap) seperti tata krama, tata bicara, tata kesopanan, dan tata perilaku.
Kelak, ketika berumahtangga, Ana’dara Malebbi akan menjaga adab perempuan Bugis-Makassar dalam keluarga dengan 'sipakalebbi' menjaga kehormatan hak-hak suami, mematuhi dan mematuhi segala perintahnya.
Sebaliknya laki-laki Bugis-Makassar secara turun-temurun sudah mengetahui peranannya sebagai pemimpin dalam keluarga, yakni mengayomi dan bertanggung jawab menyeluruh terhadap seluruh anggota keluarga.
Setelah pemilihan, para peserta, terutama pemenang Kallolo Magaretta, mereka adalah sentral dari denyut dalam kehidupan dalam rumahtangga.
Pada audisi di Parepare, peserta dari Kabupaten Pinrang terpilih sebagai Kallolo Mageretra dan Dhea Indah Syafira Said perwakilan kota Parepare terpilih sebagai Ana’ Dara Malebbi kategori remaja. Sedangkan kategori cilik diraih Zilzah Mardiah perwakilan Pinrang dan Putri Karisya Zulaekah.
Kriteria penilaian peserta pada Pemilihan Ana’Dara Malebbi dan Kallolo Magaretta 2021 tidak serumit atau rigid seperti pada penilaian Pemilihan Putri Indonesia (PPI), di mana penulis sering menjadi juri.
Pada ajang lokal ini penilaian lebih menitikberatkan pada wajah/paras, busana dan penampilan. Penilaian bukan pada intelegensia semata.
Namun, pemenang dari pemilihan ini mampu mereflesikan diri sebagai personifikasi hasil konstestasi yang menjunjung sikap malebbi dan kepemimpinan yang baik. Hal ini juga menyangkut 3 B (Brain, Behaviour dan beauty).
Kepada Walikota Parepare, Dr Taufan Pawe, Managemen Pare Pos, terkhusus kepada Direktur Utama, Mappiar HS, para juri, Owner M7 Management Andi Tenri Akrab, panitia lokal Parepare dan seluruh peserta dan partisipan, disampaikan terima kasih.
Talent Indonesia Management, masyarakat dan dewan juri menanti kiprah peserta pada acara puncak Pemilihan Ana’ Dara Malebbi Na Kallolo Magaretta 2021 Tingkat Sulawesi Selatan di Makassar, 10 Juli 2021. (Penulis Komisaris Parepos.co.id)