Oleh : Rachim Kallo
SOROTMAKASSAR -- Bone.
Setelah menyelesaikan kunjungan kerja (Kunker) di Kabupaten Soppeng dan Kabupaten Wajo, anggota DPD RI, Dr. H. Ajiep Padindang, SE, MM, menlanjutkan kunjungannya ke Kabupaten Bone, guna mengadakan Dialog Kepemudaan dan bertemu dengan para Pimpinan Kelompok Tani yang terhimpun pada Wasdah KTNA Kabupaten Bone.
Dalam melaksankan kegiatan, Ajiep Padindang, selalu merangkaikan berbagai agenda dengan sejumlah segmen, yang disesuaikan dengan momentum yang ada. Misalnya, mengadakan dialog pemuda baik di Wajo maupun di Bone, karena di bulan Oktober ada sejarah penting bagi pemuda, yakni Sumpah Pemuda.
Di Gedung Baruga Karang Taruna dan Bumdes Desa Mallari ditepi hutan Cempalagi, Kabupaten Bone, dihadapan pemuda, remaja, dan unsur mahasiswa, Ajiep Padindang, kembali mengingatkan dampak Covid-19 bagi pemuda, yang dapat mempengaruhi jiwa dan semangat untuk berkreasi dan berinovasi.
Untuk itu, katanya, pemuda harus dibekali diri dengan pengetahuan dan peningkatan kapasitas yang adaptif terhadap perubahan, salah satunya menjadi pemuda-pemuda yang tangguh, ulet dan cerdas membaca peluang dan tantangan yang dihadapi.
“Setiap ada masalah, sesungguhnya ada tantangan, bahkan melahirkan peluang-peluang baru bagi yang mampu membaca dengan baik kondisi yang terjadi,” ujar Ajiep Padindang sekaligus memberikan pengenalanan terhadap model pelatihan manajemen diri berbasis kearifan lokal Bugis.
Dialog pemuda yang dikoordinir dan dipimpin Direktur Museum Kebudayaan Bone, Bachtiar, berlangsung seru, sebab dilaksanakan dilokasi objek wisata sejarah budaya Bone Cempalagi dengan situs Gua dan Pohon Assingkerukeng (Mengikat janji) serta jejak kaki untuk bersumpah untuk merantau ke luar Bone.
Kadis Pariwisata Kabupaten Bone, Andi Promal Pawi, yang juga hadir dalam dialog tersebut mengatakan, pihaknya terus membenahi kawasannya agar menjadi objek wisata bagi masyarakat Bugis khususnya Kabupaten Bone
"Memang kemudian diketahui bahwa selain beberapa jejak bersejarah dalam perjalanan Arung Palakka, Kawasan Cempalagi menyimpan sejumlah potensi mulai dari Stalatig pada Gua-Gua yang ada, juga adanya habitat Kelelawar di hutan Campalagi yang konon ada beberapa spesies khas Bone," ungkapnya.
Di Kabupaten Bone, Ajiep Padindang, mengadakan pertemuan dengan Pengurus Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Bone yang dipimpin, M.Yunus dan Cipto.
Pada dialog tersebut, ternyata muncul beberapa persoalan fundamental petani di Sulsel, khususnya di Bone, yang masih berputar pada soal pupuk bersubdisi yang sering belum tersedia jika diperlukan, kurangnya pasokan bibit unggul padi, dan irigasi yang belum menunjang.
“Keliatannya, masih persoalan yang itu-itu juga kalau bertemu kelompok-kelompok tani dimanapun berada. Bahkan, saya masih anggota DPRD Sulsel dan Dr. H. Syahrul Yasin Limpo, SH, MH, MSi, masih sebagai gubernur, persoalan-persoalan itu memang paling banyak diungkapkan,” kenang Anggota DPD RI dua periode ini.
Pertemuan dengan Pengurus KTNA Kabupaten Bone yang berlangsung di Baruga Maccoppo Tellue, Ponceng, berlangsung dinamis dan terbuka. Salah satu yang menarik adalah persoalan alih fungsi lahan persawahan potensial di Kecamatan Tenete Riattang dan Palakka, Kabupaten Bone yang banyak beralih menjadi lahan perumahan.
Ketua KTNA Kecamatan Tenete Riattang, Husni Mubarak, yang juga penguhasa beras hitam, produksi anggota kelompok taninya, beraharap ada perlindungan dari pemerintah. Pasalnya, petani dituntut untuk meningktkan produksinya, tetapi di sisi lain, lahannya dipersempit.
Terhadap aspirasi terkait dengan lahan persawahan yang dialihfungsikan, Ajiep Padindang, meminta kepada Pimpinan KTNA Bone untuk segera menyampaikan langsung pada Pansus perubahan Perda Tata Ruang, DPRD Kabupaten Bone. (rk/selesai)