SOROTMAKASSAR -- Gowa.
Pemerintah pusat akan segera merealisasikan pembangunan Bendungan Je’nelata yang terletak di Kecamatan Manuju, Kabupaten Gowa.
“Insya Allah tahun ini juga kita akan mulai membangun Bendungan Je’nelata,” kata Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Pompengang Je’neberang (BBWSPJ), Tengku Iskandar didampingi Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan dihadapan sejumlah awak media di rumah jabatan (Rujab) Bupati Gowa, Jalan Beringin , Sungguminasa, Rabu (30/01/2019) siang.
Langkah awal, kata Tengku Iskandar, akan dilakukan proses pengsertifikatan terhadap desain bendungan untuk mengetahui tata letak dari bendungan tersebut. Setelah itu rampung baru melangkah ke tahap berikutnya untuk dilakukan pembebasan lahan.
Menurut Iskandar, saat ini pemerintah pusat sudah menyiapkan alokasi anggaran pembebasan lahan sebesar Rp 450 miliar.
“Untuk anggaran pembebasan lahan kita sudah siapkan anggaran sebesar Rp 450 miliar,” sebutnya.
Iskandar menyebutkan Bendungan Je’nelata nantinya memiliki luas genangan 12.20 kilometer per segi dengan volume tampungan maksimal sebanyak 246.00 juta meter kubik di bawah kapasitas tampung Bendungan Bili-bili.
Sementara untuk tampungan mati mencapai 8.15 juta meter kubik dengan jumlah volume tampungan efektif sebanyak 238,00 juta meter kubik.
Ia menandaskan, pembangunan Bendungan Je’nelata diperkirakan akan menelan anggaran antara Rp1,7 trilun hingga Rp 2 triliun.
Namun angka itu kata dia hanya untuk membiayai pembangunan konstruksinya saja, tidak termasuk anggaran pembebasan lahan.
“Untuk sementara anggaran yang akan kita pakai membangun bendungan ini bersumber dari APBN. Tapi jika APBN tidak mencukupi, kemungkinan kita akan menggunakan dana loang dari Cina,” jelasnya.
Disampaikan juga bendungan ini ditargetkan akan rampung tahun 2023 mendatang. Jika rampung, bendungan ini diharapkan mampu mengendalikan banjir di Gowa dan sekitarnya.
“Bendungan Je’nelata ini mampu mereduksi banjir dari 1.800 menjadi 700 meter kubik. Jadi ada penurunan antara 50 hingga 60 persen,” sebut Tengku Iskandar.
Disamping itu, kehadiran bendungan ini juga nantinya akan mampu melayani kebutuhan air baku sebanyak 7,8 juta meter kubik. Dengan jumlah sebesar itu mampu melayani 7,8 juta jiwa. Tak hanya itu bendungan yang digadang-gadang sebagai yang terbesar kedua di Sulsel dapat difungsikan sebagai pembangkit listrik 0,4 mega watt.
Sementara Bendungan Bili-bili sebesar 21 mega watt. Selain itu bendungan ini juga akan bisa menyuplay tiga daerah irigasi seluas 23 ribu hektar.
Sementara itu, Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Kementerian PUPR yang memberi respon cepat dengan merealisasikan pembangunan Bendungan Je’nelata.
“Saya sangat berterima kasih atas respon yang diberikan oleh menteri PUPR terhadap apa yang saya sampaikan,” ujarnya.
Kata Adnan, usai pertemuannya dengan kepala BBWSPJ ini, pihaknya akan segera melakukan sosialisasi dengan masyarakat di lima desa di Kecamatan Manuju, masing-masing Desa Manuju, Moncongloe, Bilalang, Tanakaraeng dan Pattalikang.
Adnan menambahkan, pembebasan lahan anggarannya sudah tersedia sebesar Rp 450 miliar dan dana pembebasan itu harus segera terserap tahun ini.
Karenanya, katanya, untuk memperlancar jalannya pembebasan ganti rugi ini pihaknya akan bekerja sama dengan BPN dan pihak lainnya dan juga tim apresial yang akan memberi taksasi harga seberapa besar nilai ganti rugi yang akan dibayarkan.
“Yang jelas pihak Pemkab Gowa siap memfasilitasi untuk bisa mempercepat pembebasan lahan milik warga yang terkena proyek pembangunan bendungan Je’nelata,” pungkasnya. (alfian)