Sangat Kuat Toleransi Antar Umat Beragama di Manggarai Barat

SOROTMAKASSAR -- Manggarai Barat.

Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) Provinsi Nusa Tenggara Timur, mayoritas beragama Kristiani. Namun siapa sangka justru di Pulau Komodo itu toleransi beragama sangat kuat dan saling menghargai. Seperti yang dilakukan keluarga dari Ketua DPRD Manggarai Barat, Drs. Balasius Jermun, SH dan Ibu Dens selaku Ketua Sanggar I Production.

Bulan April lalu, awak media ini pernah berkunjung ke Kabupaten Manggarai Barat. Kunjungan itu sekaligus berkenalan dengan Ketua DPRD Manggarai Barat di rumah dinasnya. 

Di rumah jabatan itu ada salah satu staf yang mengenakan hijab. Dia yang menyambut dan menuntun kami ke ruang tengah dimana pak Balasius tengah berdiskusi bersama rekan dan koleganya. 

Sekaitan judul di atas yang akan diceritakan adalah suasana bulan Ramadan di Manggarai Barat. Dan kisah tersebut dipaparkan salah satu nara sumber yang ingin membagikan ke pembaca media ini. 

Suatu pagi saya bertamu ke rumah Ketua DPRD Manggarai Barat yang juga Ketua Dewan Kesenian Manggarai Barat. Sangat terkejut saat pak Balasius Jermun SH, mengatakan bahwa isterinya saat ini sedang ikut puasa Ramadan dan sudah 3 hari dilakukannya. 

Kata pak Ketua DPRD itu bahwa di rumah ini ada 1 anak Muslim. Ibu sangat kasihan melihat anak itu sahur sendiri. Jadi ibu menemani untuk sahur dan puasa. 

Dan ternyata menurutnya, bahwa melaksanakan puasa itu tak terasa apa-apa. Biasa saja, tak merasa lapar dan lemas. 

Hal yang sama juga yang pernah dilakukan oleh ibu Dens Ketua Sanggar Seni I Production Manggarai Barat. Mereka juga pernah berpuasa menemani temannya yang juga seorang Muslim untuk berpuasa.

Bahkan anaknya Yuni yang kuliah di IKJ (Institut Kesenian Jakarta) sering juga memanggil temannya untuk sahur bersama di bulan Ramadan ini. 

Disinilah indahnya perbedaan. Perbedaan agama namun saling menghargai bahkan ikut merasakan. Suatu rasa persaudaraan yang tinggi dimiliki di Kabupaten Manggarai Barat ini. (atl/rk)