Mafia Transportasi dan Logistik Memakan Korban, DPP KNPI Minta Polisi Lakukan Tindakan Tegas

SOROTMAKASSAR -- Jakarta.

Issue beredar adanya kapal tongkang yang sudah hampir 2 bulan masih bersandar di Pelabuhan Bojonegara dengan muatan penuh sebanyak 2.800 ton semen, 300 ton besi ulir dan bahan lainnya, membuat risau Wakil Ketua Umum DPP KNPI. Muatan kapal tongkang dimaksud sedianya akan berangkat menuju Morowali, kini terancam tidak dapat terkirim karena terkena permainan pusaran Mafia Transportasi di Banten.



Diketahui, kapal tersebut telah melakukan sandar muat di dua pelabuhan wilayah Provinsi Banten, yaitu pelabuhan Bojonegara dan Ciwandan. Namun selepas angkat jangkar dan meninggalkan pelabuhan, kapal tersebut dipaksa berhenti oleh Polairud dan tidak diperkenankan meneruskan perjalanan ke daerah tujuannya dikarenakan pemilik kapal belum melunasi pembayaran BBM Solar sebanyak 35 ton.

Hal ini mengakibatkan perusahaan jasa pengiriman yang mengirim 2.800 ton semen tersandung persoalan dengan mafia transportasi, yang diduga juga melibatkan oknum serta orang yang mengatasnamakan  pemilik kapal.

Wakil Ketua Umum DPP KNPI, Adiwarman Hidayat mengatakan, issue adanya mafia transportasi ini memang sudah lama terdengar, tapi sampai hari ini belum terungkap siapa saja pelakunya.

“Saat ini kasus yang mengemuka baru kapal tongkang, yang mengangkut semen dan bahan lain. Bagaimana jika yang terhambat itu adalah bahan lain yang berdampak langsung pada masyarakat luas. Misalnya pengiriman daging ataupun bahan pangan lain. Dengan terhambatnya pengiriman tentu berdampak pada kurangnya stok pangan di daerah tersebut yang berujung kenaikan harga barang," jelas Adiwarman dalam rilisnya, Senin (18/01/2021).

Untuk itu, DPP KNPI meminta kepada kepolisian khususnya Kapolda Banten Irjen Pol DR. Rudy Heriyanto Adi Nugroho, SH, MH, MBA, untuk menelusuri serta menindak tegas pihak-pihak yang terlibat dengan mafia transportasi ini.

"Jangan sampai hal ini dapat berakibat pada terhambatnya pembangunan nasional," pungkasnya. (*)