Yayasan Sulapa Eppae: Festival Budaya Sempugi Konsisten Dilaksanakan Setiap Tahun

SOROTMAKASSAR - MAKASSAR

Festival Budaya Serumpun Bugis (SEMPUGI) Tahun 2025 diselenggarakan oleh Yayasan Sulapa Eppae (YSE) dengan dukungan Dana Indonesiana dari Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia. Kegiatan ini berlangsung di Gedung Mulo Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Provinsi Sulawesi Selatan, 5/7/2025.

Kegiatan ini disaksikan sekitar 200 penonton yang antusias mengikuti pertunjukan Karya Seni Opera Bugis. Beberapa seniman dan budayawan, mahasiswa dan masyarakat umum. Pertunjukan ini ditampilkan oleh tiga komunitas, yaitu Sekolah Budaya Bugis Lamellong Bone, Sekolah Budaya Bugis La Tiringeng To Taba Kabupaten Wajo, dan Sekolah Budaya Bugis Latemmamala Kabupaten Soppeng.

Ketua Yayasan Sulapa Eppae, Jamal Andi, S.Sos., M.Si., dalam laporannya menjelaskan bahwa Festival Budaya Serumpun Bugis telah berlangsung setiap tahun, yang diprakarsai oleh Bapak Dr. H. Ajiep Padindang, SE, MM. Untuk tahun 2025, festival ini dilaksanakan kembali oleh Yayasan Sulapa Eppae dengan dukungan anggaran dari Dana Indonesiana Tahun 2024-2025 dalam kategori Dukungan Institusional. Kegiatan ini merupakan bagian dari Gerakan Pembelajaran Budaya Bugis di Sulawesi Selatan, hasil dari proses pembelajaran yang sebelumnya dilaksanakan di tiga kabupaten: Bone, Soppeng, dan Wajo pada bulan Mei 2025.

Sementara itu, Ketua Dewan Pembina Yayasan Sulapa Eppae, Dr. H. Ajiep Padindang, SE, MM., dalam sambutannya sekaligus membuka acara, menceritakan tentang program kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Yayasan Sulapa Eppae terkait Gerakan Budaya Bugis yang konsisten dilaksanakan sejak tahun 2014. Khusus untuk tahun ini, kegiatan ini didukung oleh Kementerian Kebudayaan RI melalui Dana Indonesiana Tahun 2025.

“Festival Budaya Serumpun Bugis adalah bagian dari Gerakan Pembelajaran Budaya Bugis, di mana kita menampilkan hasil pembelajaran dalam bentuk pementasan seni, baik tari, sastra, musik, teater, dan tahun ini kita mengangkat seni teater dalam bentuk opera Bugis yang terinspirasi dari sejarah dan cerita rakyat,” ungkap Ajiep Padindang.

Acara dilanjutkan dengan pementasan Opera Bugis dari Sekolah Budaya Bugis La Mellong Kabupaten Bone, yang menampilkan karya berjudul "Kajao Laliddong Sang Cendikiawan Bugis" yang dipimpin oleh Darmawati, S.Pd. Selanjutnya, penampilan dari Sekolah Budaya Bugis La Tiringeng To Taba Kabupaten Wajo menyajikan karya seni Opera Bugis "Kajao Palla Mapalla Pala" di bawah pimpinan Andi Tenri Bali Baso. Penampilan terakhir berasal dari Sekolah Budaya Bugis Latemmamala Kabupaten Soppeng yang menampilkan karya Opera Bugis "Ketika To Manurung Jatuh Cinta" di bawah pimpinan Dr. Karim, M.Pd.

Pertunjukan dari kelompok ketiga tersebut kemudian dikomentari oleh Seniman Andi Bahar Yusuf yang biasa disapa Bahar Merdu, seorang maestro pertunjukan teater, yang menyoroti pentingnya memperhatikan penampilan secara keseluruhan. Ia menyatakan bahwa ciri khas seorang Bugis harus terlihat dari ide cerita, kostum, gerak, dan lainnya, sehingga pesan yang ingin disampaikan dapat terlihat jelas.

“Jika karya dari penampil ketiga yang dikelola dengan produksi manajemen yang profesional, akan memberikan tontonan yang memukau,”kata pendiri Sandiwara Petta Puang dan Grisbon.

Komentator lainnya, Dr. Karim, M.Pd., menonjolkan aspek karakter pendidikan, mengungkapkan bahwa ide cerita dari penampilan ketiga kelompok tersebut yang mengangkat cerita rakyat dan tokoh-tokoh cendekiawan di daerah mereka menjadi sangat penting. Memberikan pembelajaran kepada masyarakat tentang sejarah dan adab yang relevan dengan konteks kekinian. Ia menambahkan, pentingnya pelestarian nilai-nilai budaya sebagai fondasi pembangunan karakter generasi muda.

“Budaya bukan sekedar warisan, melainkan energi pembentuk jati diri bangsa. Anak-anak kita harus tumbuh dengan akar yang kuat,” tegasnya.

Sebelum acara penutupan, Pembina Yayasan Sulapa Eppae, yang didampingi oleh Ketua Yayasan Sulapa Eppae, menyerahkan piagam penghargaan kepada masing-masing perwakilan Sekolah Budaya Bugis. Piagam penghargaan untuk Sekolah Budaya Bugis La Mellong Kabupaten Bone diterima oleh Darmawati, S.Pd., sedangkan Sekolah Budaya Bugis La Tiringeng To Taba Kabupaten Wajo, diterima Andi Tenri Baso dan Sekolah Budaya Bugis Latemmamala Kabupaten Soppeng diterima oleh Andi Muniwar.

Akhirnya, acara ditutup oleh Ketua Yayasan Sulapa Eppae dengan pesan agar kegiatan Festival Budaya Serumpun Bugis terus dilaksanakan dalam berbagai bentuk dan skala, sehingga event-event budaya yang memberikan tontonan dan hiburan menarik dapat dinikmati oleh komunitas seni budaya dan masyarakat umum. (PW/RK)