Dekan FT-UMI : "Pemutakhiran RPS Untuk Hasilkan Out Come Maksimal"

SOROTMAKASSAR -- Makassar

Mengikuti perkembangan dan tuntutan zaman, kurikulum pembelajaran khususnya Rencana Pembelajaran Semester (RPS), harus senantasa di desain, diperbaharui atau dilakukan pemutakhiran, dengn mengacu pada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), demi menghasilkan out come yang maksimal.

Pernyataan itu disampaikan Dekan Fakultas Teknik Universitas Muslim Indonesia (FT-UMI), Dr. Ir. H. Mukhtar Thahir Syarkawi, MT, saat ditemui redaksi, usai pembukaan rapat kerja (raker) Program Studi (Prodi) Teknik Arsitekntur UMI, di Hotel Horizon Makassar, Sabtu (01/02/2020) pagi tadi.

Mukhtar menegaskan, desain kurikulum yang berorientasi KKNI, harus didesain bersama demi menciptakan kesamaan persepsi antar seluruh dosen dilingkup prodi. Sehingga nantinya, dosen tinggal mengaplikasikan kurikulum tersebut ke dalam RPS.

"RPS, harus mengacu pada KKNI, yang intinya adalah produk luaran. Jadi diharapkan, desain setiap mata kuliah, harus jelas hasil yang ingin dicapai. Semua harus jelas, mulai proses pembelajaran hingga out come-nya," ungkap Mukhtar.


Menanggapi program Mendikbud, Nadiem Makarin, tentang mahasiswa harus merdeka dalam belajar sesuai minat, Dekan FT-UMI ini menyatakan, UMI akan siap mengikutinya.

"Itu tinggal menunggu kebijakannya. Bila kebijakannya sudah keluar, kita akan mendesain lagi pendekatan terhadap kurikulum kita. Sehingga nantinya bisa menyesuaikan," paparnya.

Dikatakan Mukhtar, hal itu sebenarnya sangat menarik. Karena nantinya, seorang lulusan teknik tidak lagi hanya menguasai bidang teknik saja, tapi mampu pula menguasai bidang keahlian lain sesuai minat dan bakatnya.

"Nantinya, seluruh mahasiswa boleh belajar tentang ekonomi, hukum, bahkan agama selain ilmu teknik. Jadi, bisa saja nanti lulusan teknik dapat menjadi seorang penceramah. Ini akan sesuai dengan program yang diemban UMI," paparnya.

Bahkan ke depan, lanjutnya, mahasiswa dari UMI dapat belajar di perguruan tinggi lain, bila layak. Demikian sebaliknya, UMI akan menerima mahasiswa yang layak dari perguruan tinggi lain

"Nanti, tinggal mengatur sistem yang akan diterapkan. Jadi, mungkin ke depan, kerja dan tugas pimpinan fakultas serta ketua-ketua prodi adalah mampu membangun hubungan dengan perguruan-perguruan tinggi lain.

"Semua harus mampu membangun hubungan, karena tidak mungkin kita menitipkan mahasiswa, bila tidak melakukan hubungan yang harmonis sebelumnya," pungkasnya. (zl)