SOROTMAKASSAR -- Makassar.
Puluhan murid SD Negeri Kaccia bersama orangtuanya menggelar aksi unjuk rasa dengan membawa beberapa poster dan pamflet yang bertuliskan sejumlah tuntutan mereka.
Unjuk rasa yang dipimpin Desy sebagai perwakilan orangtua murid, berlangsung Sabtu (03/08/2019) pagi sekitar pukul 09.30 Wita di halaman SD Negeri Kaccia Jl Bontobiraeng RW.06 Kaccia, Kelurahan Barombong, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar.
Dalam aksinya, para murid dan orangtuanya menuntut antara lain, audit dana BOS SD Negeri Kaccia, menghentikan pungli mengatasnamakan pembangunan sekolah, menolak pihak sekolah mengeluarkan guru M. Dahlan, SPd, MPd yang disukai murid-murid, dan meminta mencopot Kepala SD Negeri Kaccia.
Aksi yang mengakibatkan proses belajar mengajar terganggu, membuat Kepala Sekolah, Masita, SPd dan Ketua Komite Sekolah, H. Caco Dg Naba menerima aspirasi para murid dan orangtuanya dengan mengadakan pertemuan.
Dalam pertemuan antara Kepala Sekolah, Masita, SPd bersama Guru Kelas VI-A, M. Dahlan, SPd, MPd serta orangtua murid, terungkap seperti dinyatakan Kepala Sekolah jika dirinya tidak pernah mengeluarkan M. Dahlan.
Sementara M. Dahlan pada kesempatan itu menyatakan pula bahwa Kepala Sekolah tidak pernah mengeluarkan dirinya dari sekolah ini. Menurutnya, niatnya keluar dari sekolah adalah murni keinginannya yang hendak mencari suasa baru dan letak sekolah yang dekat dengan tempat tinggalnya.
Mendengar pernyataan Kepala Sekolah, Masita maupun guru M. Dahlan, perwakilan orangtua murid, Desy menegaskan pihaknya tidak menginginkan M. Dahlan keluar atau pindah sekolah. Karenanya para orangtua murid meminta kepada M. Dahlan untuk mempertimbangkan kembali niatnya.
Usai pertemuan bersama orangtua murid, selanjutnya pada pukul 13.05 Wita dilaksanakan lagi rapat interen sekolah antara guru-guru, kepala sekolah dan disaksikan Ketua Komite Sekolah H. Caci Dg Naba.
Di rapat interen sekolah ini, M. Dahlan selaku guru kelas VI mempersoalkan masalah buku cetak, dimana di sekolah lain 1 buku cetak untuk 1 murid, sedangkan di SDN Kaccia ini kenyataannya 1 buku cetak buat 2 murid.
M. Dahlan juga mempersoalkan bangku dan meja yang dibutuhkan untuk kenyamanan murid belajar di sekolah, namun tidak direspon oleh Kepala Sekolah.
"Kami para guru sebenarnya cuma ingin fasilitas di kelas terpenuhi, tapi kenyataannya sudah 2 tahun kami ajukan, tidak pernah direspon. Saya telah berkomitmen ingin membangun sekolah ini sehingga mencoba bertahan di SDN Kaccia. Namun jika kenyataannya kita sudah tidak sejalan, maka untuk apa saya bertahan disini," beber M. Dahlan.
Menanggapi ungkapan M. Dahlan, Kepala Sekolah Masita menyampaikan bahwa dirinya sudah memesan bangku dan meja untuk melengkapi kekurangan di kelas. Ia juga menjelaskan masalah pembelian buku yang terkendala soal tenggang waktu pembayaran ke pihak penerbit.
"Saya harus transparan terkait penggunaan dana BOS. Karenanya silahkan pertanyakan jika ada yang mengganjal. Pak Dahlan adalah figur di sekolah ini sehingga terjadi aksi pagi tadi. Untuk itu saya minta pak Dahlan menegur saya jika ada kesalahan," ucap Masita. (ht/jw)