SOROTMAKASSAR – MAKASSAR, Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Negeri Makassar (FBS UNM) melalui tim dosen pengabdi yang diketuai oleh Prof. Iskandar, S.Pd., M.Ed.Stud., Ph.D yang beranggotakan 4 orang dosen yakni: Dr. Abdul Azis, M.Pd., Muhammad Miftah Fauzan, M.Pd., Muhalim, M.Pd., Phd., dan Andi Riswan Mohammad, SS., M.Pd melaksanakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) bertajuk Pelatihan Parafrasa Puisi Bahasa Inggris bagi komunitas sastra Poem Lover’s Community, FBS UNM. Kegiatan ini menjadi wadah kreatif sekaligus akademik untuk memperkuat literasi sastra berbahasa Inggris di kalangan penggiat sastra muda Makassar.
Program ini dirancang dengan pendekatan multimodal – menggabungkan visual, kinestetik, dan naratif – sehingga peserta tidak hanya memahami puisi secara literal, tetapi juga mampu menafsirkan dan mengekspresikan kembali makna dengan cara kreatif dan kontekstual. “Parafrasa bukan sekadar mengubah kata, tetapi jembatan antara apresiasi dan produksi teks sastra,” jelas Prof. Iskandar, ketua tim pengabdi, Minggu, 30 November 2025.
Evaluasi kegiatan menunjukkan peningkatan signifikan keterampilan peserta :
Pemahaman makna implisit meningkat dari 30% menjadi 75%.
Parafrasa literal dari 45% menjadi 90%.
Parafrasa interpretatif dari 20% menjadi 65%.
Parafrasa ekspresif dari 10% menjadi 40%.
Selain pelatihan, kegiatan ini menghasilkan luaran akademik berupa artikel ilmiah berjudul “Dari Daffodil ke Losari: Dialog Global-Lokal dalam Parafrasa Puisi Bahasa Inggris Komunitas Sastra Kota Makassar” yang dipublikasikan dalam Prosiding Seminar Nasional LP2M UNM 2025. Dokumentasi kegiatan, publikasi media, serta modul pelatihan juga menjadi bagian dari luaran yang memperkuat kontribusi program terhadap Indikator Kinerja Utama (IKU) perguruan tinggi.
Kegiatan ini tidak hanya meningkatkan keterampilan linguistik, tetapi juga memperkuat identitas literasi kritis-kreatif komunitas sastra Makassar. Dengan mengaitkan puisi global seperti karya Wordsworth, Frost, dan Poe dengan konteks lokal Makassar, tercipta dialog budaya yang memperkaya khazanah sastra sekaligus memperluas cakrawala berpikir peserta.
Ke depan, tim pengabdi merencanakan pelatihan lanjutan yang mencakup topik metafora, ritme puisi, serta pengembangan komunitas sastra digital. Kolaborasi dengan penerbit dan lembaga pendidikan juga akan diperkuat untuk memastikan keberlanjutan program. (Hdr)