Jeppeng Merajut Kebersamaan (Bagian Kelima - Selesai)

Oleh : Rachim Kallo

Dari diskusi Kolabirasi Seniman 'Merajut Kebersamaan', khususnya materi diskusi yang diselenggarakan Lembaga Pengembangan Kesenian dan Kebudayaan Sulawesi Selatan (LAPAKSS), pada bagian keempat lalu, telah menghadirkan opini Koreografer dan Staf pengajar di Jurusan Seni Tari Fakulatas Seni Pertunjukan ISI Yokyakarta, Baghawan Ciptnoning, M.Sn.

Di bagian kelima ini, tertuang opini dan pandangan dari Penulis, Sutradara, dan mantan Kepsta RRI, Edy Thamrin atau panggilan populernya Yudhistira Sukatanya, serta praktisi kesenian Tari Jeppeng di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Haris M, SPd, MPd.

Yudhistira mengatakan, ada 4 (empat) pilar yang bisa jadi pengangan ketika berkarya pada karya kolaborasi seni tradisi, untuk menjadi karya-karya kontemporer/modern. Pertama, berpengangan pada moral. Moral itu nilai-nilai dalam masyarakat. Kedua, Pengangan pada norma atau aturan-aturan yang berlaku. Ketiga, berpegang dengan etika yang menyangkut baik dan buruk, pantas dan tidak pantas, sopan dan tidak sopan. Keempat, tetap berpengangan pada estetika dan keindahan.

"Jangan sampai dalam berkarya menghilangkan salah satu pilarnya, karena akan banyak menimbulkan masalah-masalah. Jadi harus satu kesatuan yang utuh, tak boleh dipisah-pisahkan. Jadi, silahkan berkreatifitas dalam berkarya atau mencari sesuatu yang baru, asal jangan melanggar empat pilar tersebut kalau tidak ingin bermasalah dikemudian waktu," tegasnya.

Dari sisi lain, Haris M, SPd, MPd, menjelaskan tentang Tari Jeppeng.

Katanya, Jeppeng merupakan akulturasi Budaya Timur dan Nusantara yang hijrah ke Sulsel. Namun, etika dalam seni pertunjukan khususnya yang tradisional, tetap mengakar pada budaya Sulsel. Kalau pun ada ruang-ruang dari Yaman yang masuk, tetap akan tergabung, agar identitas sebagai orang Sulsel, tetap ada.

"Alat yang digunakan, tetap alat musik tradisional. Bila pun ada tambahan, minimal efek-efek bunyi dari Timur Tengah, agar ciri dari Timur Tengah tidak hilang. Tari Jeppeng di Kabupaten maros sangat diminati. Bahkan, di hampir semua acara pesta pernikahan keturunan syekh," tambahnya.

Dilanjutkan Haris, komunitas yang intens mempopulerkan Tari Jeppeng adalah Kelompok Sanggar Reaksi 78 dari Labuang Kebo dari pesisir Maros. Dan penggiat kesenian dari kalangan anak-anak muda di daerah itu, berkolaborasi dengan Sanggar Batara Maru.

Saat awak media menanyakan reaksi peserta saat diskusi, Haris menanggapi, inilah Jeppeng yang asli, walau dari asalnya sebagian besar penarinya perempuan, tapi kalau di Sulsel penari Jeppeng mayoritas laki-laki.

"Makanya dalam workshop ini kita gabungkan antara perempuan dan laki-laki, dan hasil dari workshop Jeppeng ini, sangat dinamis," lanjut penggiat kesenian di Maros yang juga selaku tenaga pendidik.

Mengenai kolaborasi seniman Merajut Kebersamaan, menurutnya, adalah terobosan yang luar biasa dan ide-ide brilyan dari panitia penyelenggara. Lapakss yang peduli melihat seniman-seniman khususnya yang dari luar daerah dan mampu menghadirkan di acara ini. (*/Selesai)

Top Hit

Politik

Pendidikan

Seputar Sulawesi

Opini

Berita Makassar

Kuliner Nusantara

Newsletter

WWW.SOROTMAKASSAR.COM

Taman Telkomas, Jln Satelit IV No. 64 Makassar, Sulawesi Selatan.
Telp/HP : 0411-580918, 0811448368, 082280008368.

Jln Sultan Hasanuddin No. 32 (Kembang Djawa) Makassar, 
Sulawesi Selatan. Telp/Hp : 0811446911. 

Copyright © 2018 SOROTMAKASSAR.COM. All Rights Reserved.

REDAKSIDISCLAIMER | IKLAN