Wakil Ketua DPD RI : "Selat Makassar Memiliki Nilai Strategis"

SOROTMAKASSAR -- Makassar.

Antara Pulau Kalimantan dengan Pulau Sulawesi, dibatasi Selat makassar. Selat Makassar ini sendiri memiliki nilai strategis. Diketahui, Indonesia bercita-cita mendirikan poros maritim dunia. Karena, Indonesia memiliki keunggulan geografis yang sangat strategis. Paling tidak, Terdapat 6 potensi sumber daya kelautan yang dapat menjadi andalan di masa depan. Salah satunya Selat Makassar yang telah ditetapkan oleh presiden melalui Perpres 83 tahun 2020, sebagai Rencana Zona Kawasan Antar Wilayah (RZKAW).

Pernyataan tersebut dipaparkan, Wakil Ketua DPD RI, Dr. H. Mahyudin, ST, MM, pada kegiatan Focus Group Discussion, Sosialisasi Keputusan DPD RI, antara Wakil Ketua DPD RI, Kerjasama Dengan Universitas Perjuangan Republik Indonesia (UPRI) Makassar, di Four Points by Seraton, Sabtu (26/09/2020) siang tadi.

Kegiatan tersebut dihadiri beberapa anggota DPD RI diantaranya, Ketua Komisi IV, H. Sukiryanto, SAg (Kalimantan Barat), perwakilan Nusa Tenggara Barat (NTB), Evita Apita Maya, Kalimantan Timur (Kaltim), Zainal Arifin, Kalimantan Selatan (Kalsel), H. Gusti Farid Hasan Aman, SE, AKt, MBA, Sulawesi Selatan (Sulsel), Dr. H. Ajiep Padindang, SE, MM, Sulawesi Barat (Sulbar), H. Ir. Iskandar Muda Baharuddin Lopa, Sulawesi Utara (Sulut), Maya Rumantir, Kalimantan Utara (Kaltra), Hasan Basri, Gorontalo, Dewi Sartika Hemeto, SE, Kalimantan Utara (Kaltra), Fernando, Kalimantan Barat (Kalbar), Maria Goreti, SSos, MSi, Sulawesi Tengah (Sulteng), Dr. Abdul Rachman Thaha, SH, MH, Kalimantan Tengah, Bali, H. Bambang Santoso, beberapa staf DPD RI, civitas UPRI Makassar, dan mahasiswa.

Menurut Dr. H. Mahyudin, ST, MM, membuat Focus Diskusi di Makassar merupakan hal yang menarik, setelah sebelumnya berdiskusi dengan salah satu rekannya anggota DPD RI asal Sulsel, Dr. H. Ajiep Padindang, SE, MM. Dia merasa tertantang. Pasalnya, Makassar nanti akan menjadi penyangga ibukota negara yang baru. Walau sedikit tertunda karena adanya pandemi.

Mahyudin yang memiliki darah Sulsel -- ayahnya berasal dari Kabupaten Pinrang dan ibunya Kalimantan, menyebutkan, antara Kalimantan dan Sulawesi hanya dipisahkan sebuah Selat, namanya Selat Makassar, dan Selat Makassar.

"Ini menjadi sebuah wilayah yang sangat padat sektor ekonominya. Bukan hanya sekarang, dulu zaman Belanda, sampai Belanda ingin sekali menaklukkan Kerajaan Gowa karena memang Makassar itu menjadi pusat perdagangan rempah-rempah, sebelum membeli ke daerah lain. Sehingga memang Sulsel memiliki nilai yang sanggat strategis.

Di masan sekarang, Mahyudin menyampaikan, hampir semua kebutuhan Kaltim itu, disuplay dari Sulsel. Mulai beras, daging, sayur, hingga cabe pun dari Sulsel.

"Memang Kaltim memiliki tambang minyak dan batu bara, tapi sebenarnya tidak memiliki tanah yang cukup subur. Kaltim juga memproduksi padi tapi tidak sebanyak Sulsel. Bahkan, hampir di seluruh wilayah Kaltim, banyak sekali terlihat kendaraan berplat nomor Sulsel, karena mereka mensuplay sayur, beras, dan daging dari Sulsel," ungkap mantan Wakil Ketua MPR RI ini.

Selanjutnya, Kaltim dipilih Presiden Jokowi, untuk ditetapkan sebagai ibukota negara baru. Karena memang secara infrastruktur, dan letaknya yang strategis. Di Kaltim pun, fasilitasnya juga sudah cukup memadai.

"Namun kekurangannya, harus ada suplay dari daerah-daerah sekitarnya, utamanya Sulsel," tegasnya.

Dengan berdirinya ibokota baru nanti, katanya, diprediksi akan ada migrasi orang yang sangat besar. Akan ada pertambahan penduduk dalam waktu dekat, bisa mencapai 4 juta jiwa. Mungkin karena ASN dari jakarta juga berpindah, DPR dan DPD ikut berpindah bersama kantor-kantornya. Maka ada 4 juta jiwa yang perlu diberi makan. Sedang Kaltim tidak sanggup untuk memberi.

"Jadi itulah yang menjadi nilai strategis," jelasnya.

Kemudian, diantara dua buah pulau ini, dibatasi Selat makassar, Selat Makassar sendiri memiliki nilai strategis. Paling tidak, ada 6 (enam) potensi sumber daya kelautan yang dapat menjadi andalan Indonesia di masa depan. Salah satunya Selat Makassar yang telah ditetapkan Presiden RI melalui Perpres 83 tahun 2020, sebagai Rencana Zonasi Kawasan Antar Wilayah.

Mahyudin memaparkan, pertama, potensi sumber daya kelautan, sumber daya hayati. Dari 7 ribu spesies ikan di dunia, 2 ribu diantaranya terdapat di Indonesia, di Selat Makassar salah satunya. Potensi lestari sumber daya perikanan laut indonesia, kurang lebih 6 juta ton pertahun.

"Jadi potensi ikan kita itu sangat besar," terang mantan petinggi Kaltim ini.

Yang Kedua, ada Potensi sumber daya mineral dan energi. Terdapat sekitar 70 persen produksi migas indonesia berasal dari pesisir dan laut. Dari 60 cekungan yang potensial mengandung migas, 40 cekungan terdapat di lepas pantai, 14 di kawasan pesisir, hanya 6 yang ada di daratan.

Ketiga, ada industri jasa maritim yaitu galangan kapal, industri mesin dan peralatan kapal, industri alat penangkapan ikan, dan sebagainya. Ini membuat Selat Makassar nantinya akan menjadi selat yang paling ramai.

"Karena apabila ada 4 juta penduduk baru di Kaltim nantinya, selat ini akan ramai. Hari ini saja, untuk penyeberangan Mamuju-Balikpapan, Mamuju-Bontang, bahkan melalui Pelabuhan Parepare pun sudah sangat padat,".

"Nanti akan lahir penyeberangan-penyeberangan baru, bukan hanya untuk barang dan jasa, tetapi penyeberangan wisata, terlebi Sulsel memiliki destinasi wisata yang sangat bagus. Akan banyak orang yang berkunjung ke Sulsel," imbuhnya.

Untuk itu, peluang-peluang ekonomi ini menarik, sehingga perlu narasumber untuk memberi masukan bagi DPD RI. Karena DPD RI sekarang memiliki peran strategis, bukan lagi pelengkap di parlemen, walaupun baru berdiri 16 tahun.

"Suasana di DPD itu cair, debatnya dan diskusinya hidup. Di DPD ada 136 partai jadi cukup dinamis, semua dengan buah fikirannya, sehingga diskusi hidup. Kemudian secara bertahap ada penguatan peran DPD RI termasuk membentuk UU. Jadi ada pembahasan antara DPD RI, DPR dan Pemerintah. Untuk itu DPD ini perlu banyak masukan-masukan. Diskusi semacam ini sangat penting, semoga apa yang didiskusikan ini memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kepentingan bangsa dan negara Indonesia," tegasnya. (*rk)

Politik

Pendidikan

Opini

Berita Makassar

Kuliner Nusantara

Newsletter

WWW.SOROTMAKASSAR.COM

Taman Telkomas, Jln Satelit IV No. 64 Makassar, Sulawesi Selatan.
Telp/HP : 0411-580918, 0811448368, 082280008368.

Jln Sultan Hasanuddin No. 32 (Kembang Djawa) Makassar, 
Sulawesi Selatan. Telp/Hp : 0811446911. 

Copyright © 2018 SOROTMAKASSAR.COM. All Rights Reserved.

REDAKSIDISCLAIMER | IKLAN